Sabtu, 08 Mei 2010

Pertanian Juga Butuh SDM

     Sumber daya manusia sangat penting perannya dalam bidang-bidang yang memiliki ketergantungan sangat tinggi terhadap pengetahuan tak terkecuali bidang pertanian. Seperti yang dikatakan oleh Joseph L. Badaracco, Jr, pengajar Harvard Business School bahwa: “Knowledge has become currency of modern economic competition, and a company must seek to acquire it through every means possible.
     Indonesia telah dikenal dunia sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Bagi Indonesia, sebagai negara agraris, pertanian mempunyai makna yang sangat penting karena pertama, Pertama, kebutuhan dasar manusia terutama pangan dan sandang berasal dari bidang pertanian. Bahan pangan, sayuran, buah, bahan industri makanan hanya dapat dipenuhi dari bidang pertanian. Selain itu, berbagai bahan olahan untuk sandang, karet, serat dan sebagainya yang dihasilkan melalui industri juga membutuhkan bahan baku dari pertanian. Secara politis, sebenarnya negara yang tidak mempunyai basis kehidupan di bidang pertanian mempunyai tingkat ketergantungan yang sangat besar dari negara lain karena suplai bahan pangan dan bahan baku industri pertaniannya berasal dari negara agraris. Dengan demikian keberadaan pertanian sangat menentukan keberlanjutan kehidupan manusia. Goncangan terhadap sektor pertanian dapat berimbas pada sektor ekonomi, politik, bahkan sosial budaya. sehingga tidak dapat disangkal, sampai hari ini sektor pertanian masih merupakan sektor andalan bagi perekonomian Indonesia. Oleh karena itu pemerintah melakukan swasembada pangan pada tahun 1984 dan sekarang pemerintah akan menerapkan sistem swasembada pangan tersebut.
     Kedua, Indonesia mempunyai kekayaan plasma nutfah (sumber daya genetik) terbesar kedua setelah Brasil, namun pemanfaatannya belum optimal. Selain itu sumber daya manusia Indonesia sangat besar (jumlah penduduk no. 6 di dunia). Saat ini, Indonesia tercatat sebagai produsen beras terbesar ketiga di dunia, penghasil serealia terbesar keenam di dunia, penghasil karet no. 2 di dunia, produsen minyak sawit kedua di dunia, penghasil kopi no. 4 di dunia, dan sebagainya. Hal ini menunjukkan potensi Indonesia sebagai produsen hasil pertanian sangat besar. Dengan peningkatan kemampuan sdm, peluang pengembangan dan eksplorasi sumber daya alam masih sangat terbuka.
     Ketiga, tingkat pertumbuhan jumlah penduduk dunia (termasuk Indonesia) yang sangat cepat merupakan peluang pasar yang besar bagi hasil pertanian tropis Indonesia. Dengan potensi yang dimilikinya, peluang Indonesia menguasai pasar hasil pertanian sangat terbuka sehingga mempunyai posisi tawar (bargaining possition) yang tinggi dibanding negara lain.
     Keempat, sektor pertanian telah terbukti mampu menghadapi gejolak ketika terjadi krisis multidimensional, sementara bidang yang lain mengalami goncangan yang signifikan. Hal ini terkait dengan sumber daya yang dibutuhkan dalam bidang pertanian sebagian berasal dari alam sehingga keberlanjutannya relatif tinggi.
     Akan tetapi, meskipun Indonesia dikenal sebagai negara agraris dan pernah melakukan swasembada pangan, SDM pertanian di Indonesia masih rendah dan merupakan salah satu dari sekian banyak permasalahan yang menyandera sektor pertanian di Indonesia, keberpihakan pemerintah terhadap pertanian yang masih kurang, penurunan subsidi sarana produksi pertanian, kebijakan bebas bea fiskal bagi import hasil pertanian. Selain itu perguruan tinggi sebagai pencetak ahli-ahli pertanian menghadapi situasi di mana fakultas pertanian tidak diminati calon mahasiswa. Kita terbenam dalam lumpur paradigma yang menganggap untuk bisa mengembangkan pertanian tidak perlu kuliah di perguruan tinggi.
     Untuk itu sebaiknya pihak pemerintah juga menggulirkan sejumlah program pelatihan bagi para petani dan meningkatkan kompetensi kerja petugas teknis atau penyuluh pertanian melalui penyelenggaraan pelatihan mulai dari tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota dan ditingkat BPP/lapangan yang merupakan dua pilar pokok dalam pembangunan pertanian terutama pengembangan sistem dan usaha agribisni. Selain itu perlu didukung pula program pendidikan menengah kejuruan berbasis kompetensi dan keunggulan lokal di daerah seperti SMK/ SPP-SPMA.
     Dengan terciptanya SDM-SDM dibidang pertanian, Indonesia dapat mengembangkan teknologi genetika agar bisa menghasilkan temuan baru yang dapat meningkatkan produksi pertanian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar